Selasa, 03 Juli 2012

bahaya vaksin : BAHAYA SUNTIKAN VAKSIN DAN IMUNISASI Imunisasi: Satu Konspirasi. Jika kita melihat sejarah vaksin moden yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia telah dibiayai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionis Internasional. Dan kenyataannya, mereka adalah pengasas WHO dan badan-badan strategik lainnya : The UN’s WHO was established by the Rockefeller family’s foundation in 1948 – the year after the same Rockefeller cohort established the CIA. Two years later the Rockefeller Foundation established the U.S. Government’s National Science Foundation, the National Institute of Health (NIH), and earlier, the nation’s Public Health Service (PHS).~ (Dr. Leonard Horowitz, “WHO Issues H1N1 Swine Flu Propaganda”) Jika dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi moden (imunisasi) adalah salah satu campur tangan (konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperhambakan seluruh dunia dalam “New World Order” mereka. Apa Kata Para Akademik Tentang Vaksinasi? “Satu-satunya vaksin yang baik adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”~ Dr. James R. Shannon, mantan pengarah Institusi Kesihatan Nasional Amerika. “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.”~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University. “Kanser pada dasarnya tidak dikenali sebelum kewajiban vaksinasi cacar mula diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kes kanser, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanser itu tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.”~ Dr. W.B. Clarke, pengkaji kanser. “Ketika vaksin dikatakan selamat, keselamatannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diertikan secara umum”.~ Dr. Harris Coulter, pakar vaksin. “Kes polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.”~ Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962. “Sebelum vaksinasi besar besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabak kanser, penyakit autoimun, dan kes autisme.”~ Neil Z. Miller, pengkaji vaksin. “Vaksin punca terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronik, lumpuh, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenali dua dekad lalu, menjadi wabak di seluruh dunia saat ini.”~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika. “Tak masuk akal memikirkan bahwa anda dapat menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil. Tubuh mempunyai cara pertahanan tersendiri yang bergantung pada vitaliti ketika itu. Jika dalam keadaan sihat, tubuh akan mampu melawan semua jangkitan, dan jika keadaannya sedang menurun, ia tidak akan mampu. Dan anda tidak dapat mengubah kesihatan tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun ke dalamnya.”~ Dr. William Hay, “Immunisation: The Reality behind the Myth”. Dan masih banyak lagi pendapat ilmuwan yang lainnya. Di Jerman para pengamal perubatan menolak imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam “Journal of the American Medical Association” (20 Februari 1981) yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in Susceptible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu disebutkan bahwa lebih kurang 90% pakar obstetrik dan 66% pakar pediatrik menolak suntikan vaksin rubella. Apa rahsia di sebalik vaksin dan imunisasi? Kandungan kimia berbahaya dalam vaksin. Vaksin mengandung substansi berbahaya yang diperlukan untuk mencegah jangkitan dan meningkatkan keupayaan vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan aluminium, yang dapat membawa kesan jangka panjang seperti sakit mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan, dll. Dalam 10 tahun ini, jumlah anak autisme meningkat dari antara 200 – 500 % di setiap bagian di Amerika. Babi dalam Vaksin. Penggunaan asid amino binatang babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Malah kaum Muslim dan Yahudi banyak yang menentang hal ini karena babi memang diharamkan, seperti dalil dalam Qur’an ayat berikut : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging haiwan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3 Bahkan dalam Perjanjian Lama (Taurat) juga disebutkan : “Jangan makan babi. Binatang itu haram karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tidak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.”Imamat 11 : 7-8 Bencana akibat vaksin yang tidak pernah diberitakan. • Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesihatan telah dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 minggu setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak berusia 1-3 bulan. • Pada 1986 ada 1300 kes pertussis di Kansas dan 90% pesakit adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan yang sama juga terjadi di Nova Scotia di mana pertussis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal. • Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kes diphtheria meningkat menjadi 150.000 kes, sementara pada tahun yang sama, Norway yang tidak melakukan vaksinasi, kes diphtheria nya hanya sebanyak 50 kes. • Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam tempatan menuduh kerajaan Nigeria bersubahat dengan Amerika untuk membunuh orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin. • Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di Los Angeles, Mexico, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut dicadangkan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar. • Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem ketahanan tubuh anak-anak selama 6 bulan hingga 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan ketahanan tubuh dan ramai yang meninggal dunia berbanding penyakit-penyakit lain. WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasaran di tahun 1992. • Setiap program vaksin dari WHO dilaksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, selalu saja ada jangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids diperkenalkan ketika program WHO bersama komuniti homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika Tengah melalui vaksin cacar. • Disember 2002, Menteri Kesihatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merancang memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga mencadangkan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesihatan. • Vaksin untuk janin adalah punca encephalomyelitis, dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart Classen, seorang doktor dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahawa kadar penyakit diabetes berkembang secara signifikan di New Zealand, setelah vaksin hepatitis B diberikan di kalangan anak-anak. • Vaksin meningococcal merupakan ”Bom jangka bagi kesihatan penerima vaksin.” • Anak-anak di Amerika Syarikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat menyebabkan kerosakan yang kekal. Berbagai macam imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak mengorbankan anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita sakit saraf, anak-anak cacat, diabetes, autisme, autoimun dan lain-lain. • Vaksin cacar dipercayai boleh memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini dilancarkan, sebenarnya kes cacar sudah sedang menurun. Jepun mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kes cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin. • Pemaksaan vaksin cacar, dimana orang yang menolak boleh dijatuhkan hukuman, dilakukan di England tahun 1867. Dalam 4 tahun, 97.5% masyarakat berusia 2 sampai 50 tahun telah divaksinasi. Setahun kemudian England merasakan epidemik @ wabak cacar terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880 kes cacar meningkat dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil. Mengapa vaksin gagal melindungi tubuh terhadap penyakit? Walene James, pengarang buku Immunization: the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan untuk menciptakan kekebalan nyata. Sebelum pengenalan vaksin cacar dan beguk, kes cacar dan beguk yang menimpa anak-anak adalah kes tidak berbahaya. Vaksin mengganggu tubuh sehingga tubuh kita tidak menghasilkan respon inflamatory terhadap virus yang disuntik. SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) meningkat dari 0.55 per 1000 orang pada 1953 menjadi 12.8 per 1000 pada 1992 di Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian SIDS adalah umur 2 – 4 bulan, waktu dimana vaksin mulai diberikan kepada bayi. 85% kes SIDS terjadi di 6 bulan pertama bayi. Peratus kes SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi 17.9 per 1000 dari 1953 sampai 1992. Peningkatan kematian akibat SIDS meningkat pada saat hampir semua penyakit anak-anak menurun karena kesedaran kebersihan dan kemajuan perubatan kecuali SIDS. Kes kematian SIDS meningkat pada saat jumlah vaksin yang diberikan kepada bayi naik secara meyakinkan menjadi 36 per anak. Dr. W. Torch telah merekodkan 12 kes kematian pada anak-anak yang terjadi dalam 3,5 – 19 jam selepas imunisasi DPT. Dia juga melaporkan 11 kes kematian SIDS dan satu yang hampir mati 24 jam selepas suntikan DPT. Semasa dia mengkaji 70 kes kematian SIDS, 2/3 korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari 1,5 hari sampai 3 minggu sebelumnya. Tidak ada satu kematian pun yang dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal yang mulia dan tidak ada berita negatif apapun mengenainya di media utama karena ia begitu menguntungkan bagi perniagaan farmasi. Ada alasan yang kukuh untuk percaya bahwa vaksin bukan saja tak berguna dalam mencegah penyakit, tetapi ia juga kontraproduktif karena melemahkan sistem ketahanan yang meningkatkan risiko kanser, penyakit kurang ketahanan tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan kematian. Adakah imunisasi menurut Islam? Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang mengajar dan mencadangkannya. Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr: Dari Asma’ binti Abu Bakr bahwa dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke Madinah, aku turun di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan kepadanya. Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.” Bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya menguning, maka bayi tersebut dipastikan memerlukan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Berat bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya. Pada kes bayi pramatang yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kes malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas 30 mg/100 ml. Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah. Hal ini boleh menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk menyusu, otot-otot bayi lemah, aktiviti pernafasan terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang. Kadang-kala boleh juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia, lemah otak, gangguan saraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya. Apabila hal-hal di atas tidak segera diatasi atau diubati maka boleh menyebabkan kematian. Padahal ubat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, samada melalui mulut, mahupun pembuluh darah.Majoriti atau bahkan semua bayi memerlukan zat gula dalam bentuk glukosa seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang sudah dilumat boleh menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula. Disunnahkan tahnik kepada bayi adalah ubat sekaligus tindakan pencegahan yang memiliki fungsi penting, dan ini adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara perubatan dimana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi. Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi. Imunisasi yang selama ini digembar-gemburkan oleh Zionis dapat memberi masalah yang sangat serius bagi kehidupan penduduk dunia. Mereka yang bertujuan untuk menjadikan bangsa lainnya berada di bawah kekuasaan mereka dengan berbagai cara. Kini saatnya kita membuka mata dan bertanya pada hati nurani kita dengan berbagai propaganda yang mereka lakukan. Bahkan Allah telah menyuruh kita berhati-hati terdadap berita dari mereka : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6 Bahaya Tersembunyi Dalam Vaksin Apakah Vaksin Itu? Vaksinasi telah menjadi tulang belakang kesihatan masyarakat sejak dulu. Apabila penyakit berjangkit, vaksinasi muncul dalam benak kita. Ia adalah suntikan kesihatan yang dianggap doktor (bahkan badan-badan kesihatan negara) sangat penting sebagai pelindung dari serangan penyakit. Tujuan Vaksinasi adalah meniru proses penularan penyakit alami dengan kaedah tiruan. Vaksin itu sendiri adalah suntikan yang mengandung berbagai jenis racun yang dimasukkan ke dalam tubuh. Jika anda menyangka vaksin dapat membasmi kuman atau bebas dari kuman, dugaan anda meleset. Cara Membuat Vaksin Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll. Perbezaannya terletak pada cara pembuatan vaksin tersebut. Terdapat 2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidup dilemahkan dengan melepaskan virus ke dalam tisu organ dan darah binatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan itk, serum janin lembu, otak kelinci, darah babi atau kuda dan nanah cacar lembu) beberapa kali (dengan proses bertahap) hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya. Sebagai contoh virus campak dilepaskan kedalam embrio anak ayam, virus polio menggunakan ginjal monyet, dan virus Rubela menggunakan sel-sel diploid manusia (bagian tubuh janin yang digugurkan). Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia. Kuman yang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi) dan stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan). Hal ini dilakukan dengan menambah ubat, antibiotik dan bahan kimia beracun ke dalam campuran tersebut seperti: neomycin, streptomycin, natrium klorida, natrium hidroksida, alumunium hidroksida, alumunium fospat, sorbitol, gelatin hasil hidrolisis, formaldehid, formalin, monosodium glutamat, pewarna merah fenol, fenoksietanol (anti beku), kalium difospat, hidrolysate kasein pankreas babi, sorbitol dan thimerosal (raksa). (Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) US juga menurut Psician’s Desk Reference). Campuran virus atau bakteria, bahan kimia beracun dan bagian tubuh binatang yang berpenyakit inilah yang disuntik ke dalam tubuh anak atau orang dewasa ketika mendapatkan vaksinasi. Menurut CDC US, bahan tambahan dicampurkan ke dalam vaksin untuk meningkatkan reaksi imun, mencegah pencemaran mikrob dan memperkuat formula vaksin, serta untuk memastikan vaksin tersebut stabil, bebas kuman dan aman. Namun benarkah anggapan ini? Bagaimana Vaksin Dihasilkan? Macam-macam vaksin: - Vaksin DPT (Difteria, Pertusis dan Tetanus) - Vaksin DtaP (Difteria, Tetanus, dan Acellular Pertusis) - Vaksin MMR (Campak, Beguk dan Rubela) - Vaksin Polio hidup oral (OPV) - Vaksin Polio tidak aktif (IPV) - Vaksin Hepatitis B - Vaksin Hib - Vaksin Varicellazostrer (Cacar Air) - Vaksin Cacar SEMOGA DAPAT BERMANFAAT BGI KALIAN SEMUA JAZAKUMULLAH RONY WIJAYA

Senin, 02 Juli 2012

Minggu, 01 Juli 2012

IE is the BEST !

Tentang Jurusan Ilmu Ekonomi

Banyak calon mahasiswa, orang tua mereka, bahkan mahasiswa baru Jurusan IE sendiri bertanya, apa sih yang dipelajari di Jurusan Ilmu Ekonomi (IE)? Bagaimana prospek pekerjaan yang bisa dilakukan oleh lulusan Jurusan IE? Tulisan ini secara singkat menjawab dua pertanyaan tersebut.

Jurusan Ilmu Ekonomi (Economics Department) adalah satu dari 3 jurusan yang ada di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana masyarakat mengambil keputusan dalam mengalokasilkan sumberdayanya yang terbatas. Ilmu ekonomi dalam pengajaran di universitas sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu: core dan fields.

Core atau inti dari ilmu ekonomi ada 3 kelompok, yaitu: (a) ekonomika mikro, (b) ekonomika makro, dan (c) alat kuantitatif, yang terdiri dari matematika, statistika, dan ekonometrika. Ekonomika mikro mempelajari pengambilan keputusan pada level mikro, yaitu individu/rumah tangga dan perusahaan; sedangkan ekonomika makro mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan perekonomian secara luas seperti negara. Alat kuantitatif dibutuhkan karena ilmu ekonomi menggunakan model-model, yang sebagian besar direpresentasikan dalam bentuk diagram maupun persamaan matematika. Dengan persamaan-persamaan matematik, model menjadi sangat ringkas dan mudah untuk diikuti. Jadi ada semacam koridor yang membawa kita berpikir secara sistematis dari premis hingga pada konklusi. Alat kuantitatif juga berguna untuk menguji validitas sebuah teori atau hipotesis dengan data di lapangan.

Setelah mengambil mata kuliah core, maka sebenarnya semua fundamen atau kerangka pikir dasar dalam ilmu ekonomi telah dikuasai. Namun, ada cabang-cabang atau turunan (derivatives) ilmu ekonomi yang spesifik tentang isu tertentu. Inilah yang disebut sebagai field. Field ilmu ekonomi banyak. Ada ekonomi publik yang mempelajari pajak dan pengeluaran pemerintah. Ekonomi moneter yang mempelajari tentang sistem keuangan, lembaga-lembaganya, dan bank sentral. Ekonomi internasional yang mempelajari perdagangan internasional, kebijakan perdagangan, pasar valuta asing, dan rezim nilai tukar. Ekonomi bisnis yang mempelajari bagaimana strategi perusahaan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan makro, industri, dan membuat analisis ekonomi untuk investasi di pasar modal. Terakhir, ekonomi pembangunan yang mempelajari tentang kemiskinan dan aspek-aspek pembangunan seperti pendidikan, kelembagaan, kesehatan dan lain sebagainya.

Apa yang berbeda dengan Jurusan Akuntansi atau Manajemen? Kedua jurusan ini jelas tidak mempelajari tentang isu-isu ekonomi negara. Dan yang lebih penting lagi, kedua jurusan ini tidak mempelajari tentang efisiensi alokasi sumberdaya masyarakat secara keseluruhan. Yang dipelajari lebih pada keputusan yang dibuat oleh individu perusahaan dan efeknya pada (profitabilitas) perusahaan. Apakah keputusan perusahaan ini memiliki dampak pada kesejahteraan masyarakat atau tidak dievaluasi oleh Jurusan Akuntansi dan Manajemen. Karena jurusan ilmu ekonomi mengajarkan analisis makro, maka kemampuan abstrak logis sangat menentukan. Ilmu ekonomi tidak sepraktis ilmu yang dipelajari di Jurusan Akuntansi dan Manajemen.
Jadi, karir apa yang cocok untuk alumni Jurusan Ilmu Ekonomi? Karena kita mempelajari pemikiran dasar dalam ilmu ekonomi dan analisis, maka profesi yang terkait dengan analisis ekonomi secara umum adalah yang paling tepat. Dalam hal ini, pekerjaan-pekerjaan di lapangan publik seperti di BI, Bappenas, Depertemen Keuangan, Departemen Luar Negeri, dan KPPU tepat. Selain itu, pekerjaan-pekerjaan di lembaga-lembaga internasional (World Bank, Asian Development Bank), lembaga penelitian (LIPI, CSIS, SMERU) dan lembaga swadaya masyarakat (Katiga, YLKI) juga tepat . Lebih dari itu sektor swasta seperti bank, analis untuk brokerage firm, dan jurnalis di media massa (baik cetak maupun elektronik) untuk isu-isu ekonomi juga cocok.